Kata e-Gamelanku adalah ucapan dan ekspresi suka cita sekaligus rasa "handarbeni" oleh seseorang, saat menemukan barang yang sudah lama hilang dan sempat terlupakan. Adapun barang tersebut adalah Gemelan Jawa warisan luhur dari Nenek Moyang Bangsa Indonesia.
Diharapkan e-Gamelanku dapat menumbuhkan sikap kecintaan terhadap seni gamelan Jawa kususnya bagi Kawula Muda Bangsa Indonesia, serta menumbuhkan Sikap percaya diri untuk mampu terlibat menabuh gamelan.
e-Gamelanku merupakan salah satu Hasil Keluaran Penelitian Hibah Strategi Nasional yang didanai oleh DIKTI tahun 2009 dan 2010 dengan nomer perjanjian 390/SP2H/PP/DP2M/VI/2009. Dikembangkan oleh Tim Peneliti LPPM Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS). Obyek gamelan dan rekaman suara diambil dari Gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo Lokananta Surakarta. Produk ini pernah mendapat Hibah Seni dan dipentaskan di CYCU Taiwan bulan Juni 2010 dan pada bulan Juli 2010 Di Singapura
Silahkan Kalau mau menabuh Gamelan http://egamelanku.com/media.php?module=virtual
Rabu, 22 Desember 2010
Rabu, 27 Oktober 2010
Nilai Kearifan Lokal Ala Mbah Marijan
Kaget saat melihat di tayangan televisi, begitu dasyatnya kerusakan yang dimunculkan oleh letusan gunung Merapi di Jateng DIY. Dan sedih saat ada korban jiwa yang bergelimpangan. Sebenarnya peristiwa alam itu tidak menjadi bencana kalau tdk ada korban. Kita hidup hanya seper sekian waktu dibanding usia alam yang kita huni, sehingga peristiwa alam bisa saja peristiwa siklus yang bisa saja kita tdk mengetahuinya.
Mbah Maridjan sang Juru Kunci, yang selalu memegang teguh amanah dari pemberi tugas (HBIX), dengan caranya berusaha komunikasi dengan alam. Bagi orang modern dan terpelajar, bisa saja tingkah laku dan sikap mbah Maridjan sangat aneh dan tdk masuk akal. Akan tetapi justru apa yang dilakukan mbah Marijan adalah salah satu kearifan lokal yang sekarang sudah langka ada. Beliau marah jika asap panas itu disebut wedus gembel, tetapi memang harus diakui dan diperlakukan sebagaimana mestinya dengan penuh hormat. Personifikasi alam dengan memperlakuklan alam seperti manusia, mempunyai rasa dan perasaan.
Kesetiaan akan tugas, profesi dan tanggungjawab. Nilai inilah yang bisa kita ambil hikmahnya dari mbah Marijan. Kesetiaan akan tugas sampai dia merelakan nyawanya dalam pelukan Merapi, dan dengan posisi sujud dan hormat, menyerahkan segalanya pada kekuasaan Ilahi, yang akhirnya itu menjadi jalan terbaik berdasarkan pilihan. Mbah Marijan tidak akan menyesal biarpun pilihannya membawa dia dalam kematian.
Mbah Maridjan sang Juru Kunci, yang selalu memegang teguh amanah dari pemberi tugas (HBIX), dengan caranya berusaha komunikasi dengan alam. Bagi orang modern dan terpelajar, bisa saja tingkah laku dan sikap mbah Maridjan sangat aneh dan tdk masuk akal. Akan tetapi justru apa yang dilakukan mbah Marijan adalah salah satu kearifan lokal yang sekarang sudah langka ada. Beliau marah jika asap panas itu disebut wedus gembel, tetapi memang harus diakui dan diperlakukan sebagaimana mestinya dengan penuh hormat. Personifikasi alam dengan memperlakuklan alam seperti manusia, mempunyai rasa dan perasaan.
Kesetiaan akan tugas, profesi dan tanggungjawab. Nilai inilah yang bisa kita ambil hikmahnya dari mbah Marijan. Kesetiaan akan tugas sampai dia merelakan nyawanya dalam pelukan Merapi, dan dengan posisi sujud dan hormat, menyerahkan segalanya pada kekuasaan Ilahi, yang akhirnya itu menjadi jalan terbaik berdasarkan pilihan. Mbah Marijan tidak akan menyesal biarpun pilihannya membawa dia dalam kematian.
Langganan:
Postingan (Atom)